Pengalaman dari luar negeri ke Indonesia selama PPKM dan karantina di Wisma Atlet Pademangan. Amankah?

Assalamualaikum.. Halo teman-teman.

Pada tanggal 28 Agustus 2021 kemarin saya dan beberapa teman melakukan perjalanan internasional dari Belanda (Schipol) ke Indonesia (Soekarno-Hatta) menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Lalu saya melakukan karantina terpusat di wisma atlet selama sekitar 8 hari. Terakhir, saya melanjutkan penerbangan domestik dari Jakarta ke Medan (Kuala Namu). Buat teman-teman yang ingin melakukan perjalanan internasional selama PPKM, semoga artikel ini bisa membantu yaa.

Persiapan keberangkatan internasional

  1. Paspor dan tiket
  2. Sertifikat vaksin. Jika kamu belum vaksin, maka kamu akan divaksin ketika sudah tiba di Indonesia. Kalau kamu dari Belanda, cukup print data vaksin kamu yang ada di Corona Check.
  3. Bukti negatif tes PCR COVID-19 dari negara asal. Maksimal 3×24 jam sebelum keberangkatan.
  4. Mengisi form di applikasi eHAC atau Pedulilindungi yang bisa di download di playstore.
  5. Pulpen. Kalau bisa, letakkan pulpen di tempat yang mudah dicapai ya biar ga ribet. Karena kamu nanti akan mengisi form ketika tiba di Bandara Soekarno-Hatta.

Keterangan lebih lanjut bisa kamu cek di sini ya

Selama perjalanan

Selama perjalanan, kamu diwajibkan menggunakan masker, kecuali ketika makan atau minum. Pramugari/a juga selalu menggunakan sarung tangan dan masker selama pelayanan. Berdasarkan info dari awak kabin, pesawat Garuda dilengkapi dengan HEPA filter untuk menjaga kualitas udara di dalam pesawat.

Jika kamu memiliki gejala seperti batuk, pilek, suara serak, dll, kamu diminta melapor ke awak kabin.

Ketika saya melakukan perjalanan, kondisi pesawat agak kosong. Dalam satu row cuma ada saya sendiri. Jadi, bisa tidur selonjoran selama perjalanan. Hehe.

Setibanya di Jakarta

Setibanya di Jakarta, kira-kira begini step-step yang harus dilewati:

  1. Mengisi sebuah form (sebut saja form X) yang disediakan di tempat kedatangan bandara.
  2. Mengantri untuk proses validasi hasil tes PCR dan vaksin. Jangan lupa letakkan sertifikat vaksin dan hasil tes PCR nya di tempat yang mudah dijangkau ya. Petugas (sepertinya dari Kemenkes) akan memvalidasi nya dan memberi stempel form X tadi. Oia, disini juga akan ditanya mau karantina dimana, di hotel atau di wisma atlet. Saya memilih di wisma.
  3. Menuju ke pos imigrasi untuk pengecekan paspor
  4. Mengambil bagasi. Kalau punya old size baggage, jangan lupa diambil juga ya. Posisinya berbeda dengan posisi pengambilan bagasi biasa.
  5. Menuju pos bea cukai. Barang-barang kita perlu discan lagi melewati belt conveyor. Kalau teman-teman membawa barang yang kira-kira terkena pajak, biasanya akan ditanya-tanya dulu oleh petugas bandara. Waktu itu saya membawa sepeda dari Belanda. Sepedanya dicek merek dan harganya.
  6. Terakhir, menuju pos pendataan tempat karantina. Ada petugas (mereka berseragam polisi atau tentara gitu, saya lupa) yang beberapa data diri kita, seperti menanyakan no HP kita dan no HP keluarga yang bisa dihubungi
  7. Terakhir, naik DAMRI menuju wisma atlet. Kendaraan Damri ini gratis. Tempatnya nyaman dan supirnya ramah. Di bus, paspor kita diminta untuk dikumpulkan. Yaa agar kita nda kabur selama karantina nanti.
Bagian dalam Bus Damri

Pengalaman selama karantina

Sesampainya di wisma atlet, koper-koper saya dan teman-teman yang baru tiba langsung disemprot oleh petugas (sepertinya disemprot alkohol). Proses dari kedatangan sampai masuk kamar kira-kira seperti ini:

  1. Turun bus lalu cuci tangan
  2. Mendengarkan pengarahan dari bapak tentara mengenai peraturan selama di karantinya dan dimana saja posisi kantin, ATM, dan supermarket.
  3. Mengisi data diri dan mengambil kunci kamar. Satu kamarnya 3 orang. Kalau teman-teman datang sendiri, petugas akan meminta kita mencari teman sekamar 2 orang lagi.
  4. Menuju tower 9 lantai dasar untuk tes PCR pertama. Sampling nya dari salah satu lubang hidung dan dari mulut.
  5. Masuk ke kamar masing-masing

Fasilitas Kamar

Menurut saya kamarnya bagus dan bersih. Fasilitas yang ada, yaitu

  1. 2 Kamar dengan rincian 1 kamar berisi 2 kasur dan 1 kamar lainnya berisi 1 kasur
  2. Di setiap kamar ada AC, lemari, cermin, dan meja kecil
  3. Di ruang tengah ada sofa, meja, dan rak
  4. Sandal kamar, sikat gigi, odol kecil, detergen, sabun, dan handuk (masin-masing 3 pcs)
  5. Di kamar mandi ada WC duduk, westafel, shower, dan satu ember untuk mencuci
  6. Di balkon ada ruangan untuk menjemur dan ada westafel juga
Kamar
Ruang tengah
Tempat menjemur dan wastafel di balkon
Kamar mandi
Peralatan mandi dan mencuci

Fasilitas Bersama

  1. Kantin: di lt 3 tower 10, lt dasar tower 9, lt 3 tower 9
  2. Minimarket: lt dasar tower 10
  3. ATM: lt dasar tower 10
  4. Galon air: disediakan disetiap lantai
  5. Makan: disediakan 3x/hari di depan lift setiap lantai yang ada
  6. Tempat service HP, beli kartu, dan agen tiket pesawat: lt 3 tower 9 dan 10
  7. Trashbag sampah: ada di setiap lantai
  8. Sapu dan pengki: ada di setiap lantai
Lorong koridor dan trashbag disetiap lorong
Galon di setiap lantai

Karena makanan sudah disediakan, maka selama karantina kita dilarang keluar kamar. Namun, tetap saja ada yang keluar kamar, termasuk saya hehe. Biasanya saya kalau tidak ke kantin, ya paling ke minimarket.

Kalau makanan sudah disediakan, lalu kenapa perlu ke kantin lagi? Terkadang bosan dengan makanannya atau terkadang makanannya datang sedikit terlambat.

Sebetulnya makanannya enakkk. Lauknya selalu ada 3 jenis. Ada nasi, sayur, pisang, dan air mineral yang 600ml. Namun, bagi saya yang suka banget makan sayur, sayurnya terlalu sedikit hehe. Bagi teman-teman yang datang dari luar negeri, mungkin juga akan sedikit kaget karena makan pokoknya nasi 3x sehari. Untuk mengimbangi gizi, teman-teman bisa beli buah atau sayuran di kantin. Harganya memang lebih mahal daripada harga normal. Tapi, ya itung-itung sedekah ke pedagang di wisma atlet gapapa kan? Toh karantina nya juga gratis hehe.

Makanan: Nasi, kerupuk, 3 jenis lauk, sayur, sambal. Plus ada pisang dan air minum yang tidak terfoto

Oia, menurut saya, proses pengepakan makanan masih menggunakan terlalu banyak plastik. Alangkah lebih baik jika dipikirkan lagi aspek sustainability nya, ya ga sob? Saya tau itu sulit. Tapi bukan berarti kita tidak bisa.

Makanan lengkap dengan bungkusnya
Sisa sampah yang tidak di gunakan: karet, sendok plastik, tisue, dan plastik pembungkus sendo plastik. Plus wadah makan plastik yang tidak terfoto

Apakah selama karantina merasa aman?

Hmm.. Sebetulnya, kalau stay di kamar aja AMAN. Tapi, kadang ada aja keperluan yang perlu dilakukan diluar kamar. Disinilah tantangannya dimulai.

Pertama, saya selalu degdegan kalau mau naik lift. Kenapa? Karena walau udah ditulis jaga jarak, ya tetep aja banyak yang sembarangan main serobot sampai berdesakan di lift.

Kedua, di kantin dan minimarket juga sama. Kadang bisa rame banget. Jadi, kalau mau jajan, harus paham jam sepi.

Ketiga, kadang makanan datangnya telat. Nah, waktu makanan datang, semua orang pada menyerbu makanan. Jadi ya harus mengalah menunggu kalau ga mau serbu-serbuan.

Keempat, kadang kesal sama pelaku catcalling. Tiba-tiba ada aja yang bilang: sst sst mau kemana mba? Makanya, kalau mau keluar, sama mahrom ya guys hehe..

Pengalaman keluar karantina dan melanjutkan perjalanan ke Medan

Setelah hari ke-7, saya di swab lagi. Hasilnya keluar di hari ke-8. Setelah itu, saya keluar dari karantina dan melanjutkan perjalanan ke Medan. Jangan lupa membuat eHAC di Pedulilindungi ya.

Buat teman-teman yang bingung cara menghitung hari ke-7 nya kapan, kamu ga sendiri. Karena saya juga bingung awalnya.

Saya datang hari Minggu sekitar jam 11 pagi. Nah ini dihitung sebagai hari pertama. Senin hari ke-2. Rabu hari ke-3 … Sabtu hari ke-7. Nah, saya di swab kedua di hari Sabtu sekitar jam 3 dini hari. Hasil swab saya keluar di hari Minggu sekitar jam 6 pagi dan dibagikan ke kamar masing-masing beserta paspor.

Sebetulnya jadwal swab ke-2 dan hasilnya keluar kapan ini benar-benar unknown. Saya dan teman-teman sempat bertanya ke petugas swab kapan kami akan di swab ke-2. Kata petugasnya antara hari ke-6 atau hari-7 sekitar jam 12 atau 1 malam – 5 subuh.

Salah satu teman saya pernah juga melakukan karantina di wisma atlet. Dia masuk hari Minggu, swab kedua hari Jumat, dan keluar karantina hari Sabtu. Jadi, benar-benar random. Mungkin tergantung sepenuh apa wisma pada hari itu.

Proses keluar kamar sampai bandara

Ketika saya dan teman-teman keluar kamar menuju lift sekitar pukul 7 pagi. Saat itu ada cukup banyak orang yang keluar juga. Alhasil, terjadi penumpukan orang di depan lift dan pada antri mau pulang. Oia, saat itu ada ibu-ibu yang harus melakukan penerbangan domestik jam 9. Semoga beliau ga ketinggalan pesawat ya.

Setelah keluar dari lift, berkas kita diperiksa oleh bapak tentara. Lalu ditanya mau pulang naik apa. Saya pulang naik damri. Biaya ke bandara Soekarno-Hatta adalah Rp 70.000.

Biaya damri

Salah satu yang paling menantang dari proses masuk dan keluar wisma adalah mengangkut tas dan koper hehe. Biasanya perjalanan internasional, apalagi mahasiswa, pasti bawaannya banyak. Ditambah lagi disana nda ada porter. Jadi yaa saling bantu aja.

Tips

Beberapa tips yang bisa saya bagikan kepada teman-teman yang akan melakukan perjalanan internasional selama PPKM dari luar negeri ke Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. Selalu baca berita terupdate tentang kebijakan penerbangan internasional
  2. Karantina di wisma atlet sebetulnya aman dan nyaman. Jangan keluar kamar kecuali memang ada kebutuhan.
  3. Jangan membanding-bandingkan situasi di Indonesia dengan situasi diluar negeri yang berujung membuat kamu kesal. Sabar.
  4. Untuk yang mau melanjutkan perjalanan domestik, saya sarankan membeli tiket pesawat yang siang atau sore untuk menghindari ketinggalan pesawat.
  5. Kalau bisa, jangan melakukan penerbangan sendiri. Kalau kamu dengan teman, kalian bisa saling bantu. Saling bantu angkut barang, saling mengingatkan, dll.
  6. Kalau kamu suka buah, saya sarankan kamu membawa bekal buah-buahan.
  7. Kalau bisa, bawa terminal agar kamu bisa ngecas HP, laptop, dll dengan puas.

Sekian dulu ya teman-teman. Semoga membantu….

Tinggalkan komentar